Ir. Soekarno atau Bung Karno adalah
presiden pertama di negeri kita tercinta ini,.. beliau adalah pemimpin yang
handal, bijaksana, berwibawa tinggi dihadapan rakyat. Beliau adalah nasionalis
yang berjuang untuk rakyat.
Beliau juga seorang orator yang hebat
, tegas dalam bicara, nyata dalam janji.. bahkan kata yang keluar dari mulut
beliau menggegerkan Belanda, Inggris, dan Amerika yang ingin menguasai
Indonesia kembali.
Selain ditakuti penjajah, Ir
Soekarno juga seorang motivator yang ulung seperti pada pidato pidato Ir.
Soekarno kepada rakyatnya:
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya
akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia” dan “……….Bangunlah
suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……”
Berikut ini adalah secuil kalimat
kalimat yang diucapkan oleh Bung Karno:
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno
“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya
memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo
siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.”
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.”
"Kita tidak lemah, sekali lagi kita tidak lemah. Kalau kita lemah maka
sebenarnya yang lemah adalah hati kita. Jaga hatimu, jaga jiwamu, jaga rohmu.
Selama hatimu kuat, selama jiwamu kuat, selama rohmu kuat, bangsa Indonesia
tetap kuat "(Bung Karno)
"Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan
mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu
diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi
merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
Kita mempunyai pemimpin
berkelas dunia, hingga sampai saat ini namanya masih diharumkan di belahan bumi
manapun... Jika kita ingin maju maka sebaiknya kita menurut nasehat Bung Karno
“Apakah Kelemahan kita:
Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga
kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain,
padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”
“Bangsa yang tidak percaya
kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu
bangsa yang merdeka.”
Pesan Terbaik Bung Karno Untuk Generasi Muda :
Jasmerah
Jasmerah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan
Sejarah) adalah bunyi salah satu semboyan yang dikumandangkan Ir. Soekarno yang
harus dicamkan benar oleh para generasi muda Indonesia. Semboyan ini tentunya
bukan sekedar omong kosong belaka. Denga mengetahui sejarah bangsanya maka
seeorang dapat menghargai kehebatan dan jerih payah pendahulunya dalam
membangun negeri ini dengan keringat darah. Bila manusia benar mengahayati arti
sejarah maka dapat membuat menciptakan semangat kebangsaan dan nasionalisme
yang kuat yang dapat membabat habis benih-benih pepecahan bangsa.
Sejarah, baik yang berupa kesuksesan maupun
kegagalan, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi diri, dan juga motivasi.
Ketika Soekarno mengumandangkan Jasmerah, Beliau sebenarnya ingin membangkitkan
semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda waktu itu.
Ingatlah kejayaan Sriwijaya. Ingatlah kejayaan Majapahit. Ingatlah kejayaan
Mataram. Bahwa Indonesia pernah menjadi bangsa yang dapat berdiri dengan gagah
di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Sejarah, merupakan kekuatan dasyat yang
tersembunyi dari seseorang atau bangsa. Bila orang atau bangsa tersebut mau dan
mampu memahami dan belajar dari sejarah, maka mempunyai kekuatan yang dasyat
yang dapat ia gunakan untuk menjalani kehidupannya di masa sekarang dan akan
datang. Tak hanya menjalani, bahkan mempunyai visi kedepan. Tentu ia akan
berfikir, kegagalan di masa lampau jangan sampai terulang di masa sekarang dan
mendatang. Dan keberhasilan di masa lampau, harus mampu ia pertahankan dan dilipatgandakan
di masa sekarang dan yang akan datang. Sejarah Sejarah, babad, hikayat,
riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan)
silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah
ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.
Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah
lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang
mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan.
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang
artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ).
Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu
atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia
yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi
history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan
tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi. Dahulu, pembelajaran
mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora).
Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial,
terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah
mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu.
Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi,
paleografi, dan kliometrik Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa
lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata
uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara
(yang sering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral history dalam
bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah
adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman
video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah,
karena tergantung pada periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian
sejarah juga bergantung pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan
menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan
sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi
pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting),
alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade),
catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan
hiburan. Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu
dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi
menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern adalah kritik yang
pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis karyanya, terutama
jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi bentuk
fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna dan apa saja yang dapat dilihat
secara fisik. Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat dari isi sumber
tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai
sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dalam
pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke bentuk digital atau tulisan.
Belajar Dari Sejarah Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik.
Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama
mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem
perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting
lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat
mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara
atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan
kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan
teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman. Salah satu kutipan yang paling
terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis
oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: “Mereka yang tidak
mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.” Filsuf dari Jerman, Georg
Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah:
“Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan
pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip
yang didapat darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris
Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari
sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.” Winston
Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang
berpengaruh, pernah pula berkata “Sejarah akan baik padaku, karena aku akan
menulisnya.” Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya
tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah
yang terkenal: “Sejarah ditulis oleh sang pemenang.” Maksudnya, seringkali
pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya.
Oleh karena itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah — dan
pemelesetan fakta sejarah — sesuai dengan apa yang mereka rasa benar. Pandangan
yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah besar sehingga tidak
mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin ada yang dapat
mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu
dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara
keseluruhan. Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan bahwa sejarah tidak
pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. Dalam hal ini, ada
banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak
mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, pengetahuan yang
telah dimiliki mengenai suatu kejadian di masa lampau tidak dapat secara
sempurna diterapkan untuk kejadian di masa sekarang. Tetapi banyak yang
menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena pelajaran sejarah
tetap dapat dan harus diambil dari setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah
kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari kejadian ini, maka kesimpulan
ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat
bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap kejadian
bencana alam memang, dengan sendirinya, unik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar